NAMA :SUSILAWATI
NIM :
II.3.0.I.0090
KELAS : IB (SI
KEPERAWATAN)
TUGAS : MEMBUAT
JURNALISTIK HASIL PENELITIAN ORANG
PENGETAHUAN IBU TENTANG RUAM POKOK PADA BAYI DI RUANGAN KAMAR
1 RSUD ARIFIN AHMAD PEKAN BARU TAHUN 2010
SHERLY AMRI
07139
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI
2010
ABSTRAK
Angka kejadian di
setiap ruam popok berbeda di setiap Negara, tergantung Hygiene, pengetahuan
orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok mungkin berhubungan
dengan cuaca. Ruam popok berkisar 4-35% pada usia dua tahun pertama, sedangkan
pervalansi pada bayi berkisar antara 7-35% dengan angka banyak antara 9-12
bulan (Vidico, 2009).
Pengetahuan pemakaian popok pada
bayi dan anak-anak dibawah usia 5 tahun (balita) di indonesia ternyata masih rendah.
Padahal, kesalahan pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak
terburuk dari penggunaan popok yang salah, selain menggangu kesehatan kulit
juga dapat menggangu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita (Juniriana R.
2007).
Penelitian ini
bertujuan untuk, mengetahui pengetahuan ibu tentang ruam popok di ruangan kamar
I RSUD Arifin Ahmad pekanbaru.
Jenis penelitian
ini kuantitatif dengan desain dekristif pengambilan data dilakukan dengan
teknik accidental sampling yang menjadi sampel penelitian ini adalah ibu yang
mempunyai bayi dengan sampel sebanyak 64 orang. Analisa yang digunakan adalah
univeriat yang mengambarkan distribusi dan persentase.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi mayoritas cukup
43%, pengertian ibu tentang ruam popok mayoritas cukup 47%, pengetahuan ibu
tentang tanda dan gejala ruam popok mayoritas kurang 53%, pengetahuan ibu
tentang penyebab ruam popok cukup 49%, pengetahuan ibu tentang pencegahan ruam
popok mayoritas cukup 56%, pengetahuan ibu tentang pengobatan cukup 62%, dan
pengetahuan ibu tentang jenis popok mayoritas cukup 56%.
Kepada pemimpin
RSUD Arifin Ahmad pekan baru sehubungan dengan peradigma sehat yang dilakukan
pada usaha promotif dan preventif maka diharapkan agar bisa meninggkatkan
pendidikan kesehatan kepada ibu atau pasien yang dirawat diruaang kamar I
tentang ruam popok.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Ruam popok dapat beruapa ruam yang
terjadi didalam area popok, pada kasus ringan kulit menjadi merah, pada kasus
yang lebih berat mungkin terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada
sekitar perut kemaluan, dan didalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan
menghilang 3 sampai 4 hrai tampa pengobatan (Danuatmaja. B, 2003).
Ruam popok (Diaper rash dermatitis, napakin dermatitis) msih sering kita jumpai
dalam keseharian, terutama pada bayi. Pada orang sudah tidak asing lagi dengan
ruam popok, suatu gangguan kulit berupa bercak merah pada kulit di area yang
tertutup popok, yakni : pantat, perut, bagian bawah, pelipatan paha, area
kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atau irritant diaper dermatis (IDD)
merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup kulit karena iritasi oleh
berbagai faktor. Meski ruam popok tidak berbahaya, namun tak jarang membuat
anak terganggu karena rasa gatal, perih, risih dan kadang terasa sakit,
sehingga anak menjadi gelisah dan rewel (Davit GB, 2001).
Incidence rate (angka kejadian) ruam
popok berbeda-beda diseetiap negara. Bergantung pada hygiene, pengetahuan orang
tua (pngasuh) tentang pengunaan popok
mungkin berhubungan dengan faktor cuaca Kimberly A horii, MD dan Johan Marcsh,
MD, FAAP menyebutkan bahwa kimia, plastik dari popok sekali pakai atau infeksi
jamur.
The Amrican Academy of family
physcians menyarankan beberapa hal yang dapat mencegahnya, perhatikan terus
popok bayi anda, ganti segera jika terlihat basah. Ketika mengganti popok,
bersihkan popok bayi dengan seksama menggunakan air hangat dan sabun yang
lembut, keringkan pantat bayi seusai mandi atau mengganti popok, dan usap
dengan halus jangan mengosoknya (Vidico, 2009).
Pengetahuan pemakaian popok pada
bayi dan anak-anak usia lima tahun (balita) diindonesia masih rendah. Padahal, kesalahan pada pemakaian popok
menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak buruk pada peemakaian popok yang salah
selain menggangu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita, hal ini diuraikan
oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorsng pakar kesehatan kulit di jakarta
Ruam popok merupakan radang kulit
yang biasa terjadi didaerah yang ditutupi popok. Misalnya alat helamin, lipatan
paha dan pantat. Ruam popok ini sering terjadi karena kulit sering terpapar
(bersentuhan ) dengan air seni atau tinja sehingga kulit tampak kemerahan, di
sertaia dengan bintik-bintik (Jeniriana. R, 2007).
Menurut laporan jurnal of pediartics
terdapat 554% bayi berumur 1 bulan yang mengalamai ruam popok yang sudah
memakai disposable diaper. Dalam
artikel yang berjudul Dispoable Diaper
Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau pocer dan gamble
(produsen pampers dan Huggens) melalui penelitian memperoleh data yang
mencengangkan. Angka pada bayi yang menggunakan dispoasbel diapar meningkat
dari 7,1% hingga 61%, sedangkan Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan
beberapa hasil medis menunjukan angka pningkatan Ruam popok dari 7% pada tahun
1953 sampai 78% pada tahun 1991 (Diena, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh RSUD
Arifin Ahmad pekanbaru, bahwa bayi yang dirawat diruangan kamar 1 pada bulan
januari sampai desember 2009 berjumlah 2172 bayi. Dari hasil observasi atau
studi pendahuluan dengan teknik wawancara di bangsal kamar 1 RSUD Arifin Ahmad
pekanbaru, pada tanggaal 1 April 2010 didapatkan dari 10 ibu hanya 5 ibu yang
mengetahui ruam popok dan 5 diantaranya tidak mengetahui ruam popok, disebabkan
karena kurangnya pngetahuan ibu, kecendrungan kesalahan dalam pemakaian popok
yang salah dapat menggangu kesehatan kulit dan perkmbangan pertumbuhan pada
bayi.
Berdasarkan pendahuluan diatas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui dan dan mengangkat masalah ini dalam karya
tulis ilmiah dengan judul “ Pengetahuan ibu tentang Ruam Popok pada bayi
diruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru2010”.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengetahuan
1.
Pengertian
pengetahuan
Pengetahuan
(knowledge) diartikan sebagai hasil “tahu” yang terjadi setelah sekarang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia. Sebagian besr pengetahuan manusia diperoleh oleh
intensitas perhatian dan persepsi manusia terhadap suatu objek tertentu
(Notoatmojo S. 2007).
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmojo
2003 pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
A.
Informasi
Memberikan kabar
atau beritatentang suatu informasi dapat melalui penyuluhan, media elektronik,
majalah surat kabar dan sebagainya. Seseorang yang dapat informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahui pengetahuan yang lebih baik.
B.
Pengalaman
Pengalaman adalah
suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan atau wawasan yang
bersifat nonformal.
C.
Pendidikan
Pendidikan adalah
suatu usaha untuk mendapatkan keperbadian dan kemampuan didalam dan diluar
sekolah dan berangsung seumur hidup. Pendidikan mempngaruhi proses belajar,
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung mendapatkan
informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang
dengan pendiddikan tinggi, maka seseorang tersebut akan luas pengetahuannya.
D.
Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan
tradisi yang dilakukan orang-orang tampa melalui penalaran apakah yang
dilakukan baik atau buruk, dengan demikian seseorang akan bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya fasilitas yangdiperlukan untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
E.
Usia
Usia mempengaruhi
terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan daya pikirnya. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta
lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju
usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu unuk
membaca kemampuan intelektual, pemcahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
F.
Cara
Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat
diukur dengan melakukan wawancara yang menyatakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari objek pengetahuan.
Berdasarkan
pengertian pengetahuan yang dilakukan oleh Bloom, dan Skinner, maka pengukuran
dapat diketahui dengan cara yang bersangkutan menggungkapkan apa yang diketahui
dalam bentuk bukti atau bentuk jawaban baik tlisan maupun lisan (Widwifery S.
2007).
B.
Ruam Popok
1.
Pengertian
Ruam Popok
Ruam Popok adalah
istilah umum dari gejala atau tanda merah-merah pada kulit bayi di daerah yang
sering tertutup popok dan daerah lipatan kulit lainnya. Warna merah dikulit
tersebut merupakan radang atau iritasiyang bisa sembuh dengan sendiri atau bisa
di obati dengan serius. Ruam popok bisa juga disebabkan oleh penyebab lain
selain pemakaian popok, yaitu bakteri, sifilis, kutu, jamur dan lain-lain.
Diaper dermatis atau ruam popok
merupakan kelainan peradangan kulit didaerah yang tertutup popok yang paling
sering diderita oleh bayi atau anak-anak (Maya D, 2004). Ruam popok adalah ruam
pada bokong bayi yang tertutup popok, salah satu penyebabnya adalah popok yang
telah dikotori oleh air kemih atau tinja bayi. Selain itu ruam popok dapat pula
diakibatkan oleh jamur. Tanda-tanda ruam dapat dilihat denganmunculnya daerah
memerah dibagian kulit yang tertutup popok. Daeah merah ini biasa dibarengi
dengan bintil-bintil merah, bisa juga tidak (Anonim, 2008)
2.
Tanda
dan Gejala
Gejala
diaper dermatis ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai yang
dengan yang parah, tanda dan gejala awal kelainan ini berupa kemerahan ringan
dikulit daerah disekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan
lecet-lecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang beruapa kemerahan
dengan atau tampa bintil-bintil yang tersusun sepeti statelit, disertai
lecet-lecet meliputi dipermukaan yang luas. Pada tingkat ini bayi akan merasa
nyeri dan tidak nyaman. Pada diaper darmatis yang parah ditemukan kemerahan
yang hebat disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan meliputi daerah kulit
yang luas. Bila sudah dalam keadan demikian bayi harus mendapatkan perawatan
yang intensif (Maya D, 2004).
3.
Penyebab
A.
Kontak yang lama pada popok yang basah
Popok
yang basah bla tidak segera di ganti akan mmbuat kulit bayi lembab. Di dalam
urine terdapat berbagai organisme diantaranya baktrium amoniageenes yang dapat
mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini dapat meningkatkan PH pada perumkaan
kulit bayi sehingga kulit akan lebih mudah dan sering diserang oleh kuman dan
jamur.
B.
Gesekan dan Iritasi
Gesekan
dan iritasi merupakan dua faktor yang penting sebagai penyebab primer maupun
sebagai faktor pencetus. Daerah popok adalah daerah yang sering basah ditambah
dengan gesekan berulang pada pergerakan badan bayi akan menambah pula ferkuensi
kontak antar kulit.dermatitis karena iritasi biasanya disebabkan olh
iritasibahan kimia khususnya oleh kotoran diare.
C.
Infeksi
v Infeksi Jamur
Candida Albican adalah penyebab
umum dari ruam popok yang tidak sembuh sembuh dan memerlukan obat khusus untuk
perawatannya.jika bayi mendapat antibiotik resiko terinfeksi jamur akan
meningkat.
v Infeksi Bakeri
Disamping
Candica Albican terdapatn pula stapylococcus Aureus yang dapat
memperburuk keadaan infeksi didaerah popok (Maya D, 2004).
D.
Pencegahan
Untuk
membantu mencegah timbulnya ruam popok sebaiknya :
a.
Gantilah popok yang sudah penuh sesering mungkin
b.
Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap
kali mengganti popok
c.
Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkan dan
membilas tampa tidak perlu mengosok
d.
Tepuk hingga kering, jangan mengosok
e.
Biarkan area terbuka biar benar-benar kering
f.
Konsultasikan dengan dokter bila ruam seperti melepuh atau
terdapat nanah, tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam, menjadi lebih berat
g.
Gunakan krim yang mengandung steroid hanya bila dokter anda
merekomendasikan. Krim tersebut jarang digunakan dan mungkin berbahaya
(Balentine J, 2005).
E. Pengobatan
Pada
prinsipnya pengobatan ruam popok bergantung pada penyebabnya. Ruam popok yang
disebabkan iritasi dan miliaria tidak memerlukan obat khusus cukup dengan
menjaga popok tetap kering dan menjaga hyigene.
Pada
ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme atau iritasi dan
miliaria yang luas obat-abatan yang lazim digunakan antara lain :
a.
Bedak salisil dan bedak yang mengandung Antihastamin, hany digunakan pada
iritasi (intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak
berhmburan agar tidak menggangu si kecil
b.
Antti Jamur digunakan pada ruam popok karena
terinfeksi jamur (Candical Diaper Dermatitis) pilih anti jamur yang
berbentuk bedak ( merek dagang misalnya : Dektrian powder dan mycorine powder),
dibrikan selama 3-4 minggu
c.
Anti infeksi topikal ( salep atau krim) digunakan pada
ruam popok yang disebabkan oleeh infeksi bakteri ringan misalnya : bacitracin
salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat dapat digunakan anti infeksi oral.
Misalnya : kombinasi amoksisilin dengan asam kalvulanat dan diberikan pada anti
infeksi topikal
d.
Steroid digunakan pada ruam popok yang disebabkan
infeksi alergi, dioleskan 2x sehari hingga sembuh atau selama 2 minggu
Walaupun
ruam popok bukanlah penyakit yang serius jika dalam 2-3 hari tidak kunjung
sembuh, maka langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter. Penggunaan anti jamur
anti infeksi dan steroid hendaknya atas rekomendasi dokter (Cakmoki 86, 2010).
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Jenis
penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriftif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membantu gambaran atau
deskripsi keadaan secara objektif. Penelitian ini aakn mengambarkan tentang
pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi pada ruangan kamar 1 RSUD Arifin
Ahmad pekanbaru (Notoatmojo, 2002).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Pnelitai
Lokasi penelitian
ini dilakukan di RSUD Arifin Ahmad pekanbaru khusunya diruangan kamar 1. Alasan
pemilihan lokasi ini karena Rumah sakit ini merupakan tempat rujukan berbagai
tempat pelayanan kesehatan ddan juga terdapat tenaga sub spesiali, selain itu rumah
sakit ini juga merupakan rumah sakit pemerintah sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat dari kalangan ekonomi rendah, sedang serta ekonomi atas.
2.
Waktu penelitian
Penelitian ini
dilakukan pada waktu bulan april sampai mei
C. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah
keseluruahan objek penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang
akan di ambil adalah ibu yang ada diruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad
pekanbarudimana rata-raa kunjungan tiap bulan adalah 181 orang.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian
yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
dari seluruh populasi tersebut (Notoatmojo, 2005).
D.
Teknik
Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Editing
b.
Coding
c.
Proccesing
d.
Clening
Analisa dilakukan deskriftif terhadap variabel
dan sub variabel dengan menghitung distribusi dan proporsinya disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi serta dipersentasikan.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dari
hasi penelitian dipeoleh data yang merupakan keadaan nyata pada pengetahuan ibu
tentang ruam popok pada bayi di kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekan baru tahun
2010. Data tersebut dijadikan acuan dan tolak ukur dalam melakukan pembahasan
dan sebagai hasil akhir dapat dilihat sebagai berikut :
A.
Berdasarkan umur
Dari
hasil penelitian diperoleh jumlah ibu berdasarkan umur diruangan kamar 1 RSUD
Arifin Ahmad pekanbaru mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 55 orang (86 %).
Menurut Meliono (2007), mengatakan bahwa umur sangat erat kaitannya dengan
pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak
pula pengetahuan yang di dapatnya. Pengetahuan empiris juga dapat berkembang
menjadi pengetahuan deskriftif bila seseorang dapt melukiskan dan menggambarkan
segala ciri, sifat, dan segala yang ada pada objek empiris tersebut.
Pengetahuan juga bisa di dapat darii pengalaman pribadi manusia yang terjadi
secara berulang kali. Misalnya seseorang yang sering dipilih untuk memimpin
organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang menejemeen
organisasi.
B.
Berdasarkan
Pendididkan
Dari
hasil penelitan di peroleh bahwa jumlah ibu berdasarkan pendidikan diruangan
kamar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang menjadi responden mayoritas SLTP
sebanyak 26 orang (41%). Menurut asumsi pendidikan merupakan proses yang terus
menerus meningkat. Menurut M Sobry (2005) pendidikan merupakan penuntun manusia
untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sebagaimana umumnya.
Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang
dan bahkan akan terbelakang
C.
Berdasarkan
Pekerjaan
Dari
hasil penelitian jenis pekerjaan ibu yang mempunyai bayi ruang kamar 1 RSUD
Arifin Acmad Pekanbaru tahun 2010 mayoritas sebagai ibu rumah tangga (IRT)
sebanyak 55 orang (86%). Menurut hasil penelititan yang didapat pekerjaan orang
tua mempengaruhi terhadap pola asuh orang tua, semakin sibuk orang tua semakin
sedikit waktu untuk memperhatikan perkembangan dan tingkah laku anaknya.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitain maka, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan ibu
tentang ruam popok di kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru 2010 adalah :
1.
Jumlah
ibu berdasarkan umur mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 86 % , berdasarkan
tingkat pendidikan mayoritas SLTP 41 %, dan berdasarkan pekerjaan rata-rata IRT
86 %.
2.
Dari
hasil penelitian di peroleh pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi di
kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru mayoritas cukup yaitu 44%.
B.
SARAN
a.
Bagi instusi
pendidikan
Diharapkan
bagi institusi pendidikan dapat berperan aktif untuk membantu meningkatkan
pengetahuan ibu tentang ruam popok
dengan memperbanyak revereensi yang ada diperpustakan khususnya buku-buku
yang mengenai metode penelitian dan tentang ruam popok.
b.
Kepada Peneliti
Diharapkan
pada responden agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ruam
popok pada bayi.
c.
Kepada Peneliti
selanjutnya
Diharapkan
pada peneliti selanjutnya yang berminat melanjutkan peneliti ini dengan
menggunakan pmetode yang telah diuji coba terlebih dahulu dan melakukan analisa
data secara mekanik.
DAFTAR PUSTAKA
Juniriana, Rita. 2007. Penyakit
Balita dan Anak. PT Sunda Kepala Pustaka, Jakarta.
Danuatmaja, B. 2003. 40 Hari pasca persalinan : Masalah dan
Solusinya, Jakarta.
Puspaswara.
Diena. 2009. Popok Moderen bisa sebabkan mandul, Diakses pada tnggal 10 April
2010. http://Diena
anakbunda.net/new/.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Perinsip-Perinsip
Dasar, Jakarta. PT Asdi Maahasatya.
Cakmiko86, B. 2010. Ruam dibalik Popok. Diakses pada tanggal
02 april 2010. Http://cakmoki86.wordpress.com//.
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisa Data Kesehatan,
Yogyakarta. Nuha Medika.
M. Sobri. 2009. Pendidikan dan Pengetahuan, Semarang :
LembagaPenerbit Unifersitas Semarang. Diakes pada tanggal 18 Mei 2010. http://www.fk.undip.ac.id//.
Maya, D. 2004. Efetivitas Perawatan Periantal dengan Beby Oil terhadap Pencegahan
Diaper Dermatitis Neonatus. Diakes pada tanggal 28 Maret 2010. Htt://dasarnanursejiwa.blogspot.com//.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar