Selasa, 12 Juni 2012

jurnal sitkes payung negeri


NAMA :SUSILAWATI
NIM : II.3.0.I.0090
KELAS : IB (SI KEPERAWATAN)
TUGAS : MEMBUAT JURNALISTIK HASIL PENELITIAN ORANG

PENGETAHUAN IBU TENTANG RUAM POKOK PADA BAYI DI RUANGAN KAMAR 1 RSUD ARIFIN AHMAD PEKAN BARU TAHUN 2010
SHERLY AMRI
07139
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
 STIKES PAYUNG NEGERI
 2010
ABSTRAK
          Angka kejadian di setiap ruam popok berbeda di setiap Negara, tergantung Hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata cara penggunaan popok mungkin berhubungan dengan cuaca. Ruam popok berkisar 4-35% pada usia dua tahun pertama, sedangkan pervalansi pada bayi berkisar antara 7-35% dengan angka banyak antara 9-12 bulan (Vidico, 2009).
            Pengetahuan pemakaian popok pada bayi dan anak-anak dibawah usia 5 tahun (balita) di indonesia ternyata masih rendah. Padahal, kesalahan pemakaian popok bisa menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak terburuk dari penggunaan popok yang salah, selain menggangu kesehatan kulit juga dapat menggangu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita (Juniriana R. 2007).
Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui pengetahuan ibu tentang ruam popok di ruangan kamar I RSUD Arifin Ahmad pekanbaru.
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain dekristif pengambilan data dilakukan dengan teknik accidental sampling yang menjadi sampel penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi dengan sampel sebanyak 64 orang. Analisa yang digunakan adalah univeriat yang mengambarkan distribusi dan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi mayoritas cukup 43%, pengertian ibu tentang ruam popok mayoritas cukup 47%, pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala ruam popok mayoritas kurang 53%, pengetahuan ibu tentang penyebab ruam popok cukup 49%, pengetahuan ibu tentang pencegahan ruam popok mayoritas cukup 56%, pengetahuan ibu tentang pengobatan cukup 62%, dan pengetahuan ibu tentang jenis popok mayoritas cukup 56%.
Kepada pemimpin RSUD Arifin Ahmad pekan baru sehubungan dengan peradigma sehat yang dilakukan pada usaha promotif dan preventif maka diharapkan agar bisa meninggkatkan pendidikan kesehatan kepada ibu atau pasien yang dirawat diruaang kamar I tentang ruam popok.


PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
            Ruam popok dapat beruapa ruam yang terjadi didalam area popok, pada kasus ringan kulit menjadi merah, pada kasus yang lebih berat mungkin terdapat rasa sakit. Biasanya ruam terlihat pada sekitar perut kemaluan, dan didalam lipatan kulit paha dan pantat. Kasus ringan menghilang 3 sampai 4 hrai tampa pengobatan (Danuatmaja. B, 2003).
            Ruam popok (Diaper rash dermatitis, napakin dermatitis) msih sering kita jumpai dalam keseharian, terutama pada bayi. Pada orang sudah tidak asing lagi dengan ruam popok, suatu gangguan kulit berupa bercak merah pada kulit di area yang tertutup popok, yakni : pantat, perut, bagian bawah, pelipatan paha, area kemaluan dan dubur (anogenital). Ruam popok atau irritant diaper  dermatis (IDD) merupakan bercak merah pada kulit yang tertutup kulit karena iritasi oleh berbagai faktor. Meski ruam popok tidak berbahaya, namun tak jarang membuat anak terganggu karena rasa gatal, perih, risih dan kadang terasa sakit, sehingga anak menjadi gelisah dan rewel (Davit GB, 2001).
            Incidence rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda diseetiap negara. Bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pngasuh) tentang  pengunaan popok mungkin berhubungan dengan faktor cuaca Kimberly A horii, MD dan Johan Marcsh, MD, FAAP menyebutkan bahwa kimia, plastik dari popok sekali pakai atau infeksi jamur.
            The Amrican Academy of family physcians menyarankan beberapa hal yang dapat mencegahnya, perhatikan terus popok bayi anda, ganti segera jika terlihat basah. Ketika mengganti popok, bersihkan popok bayi dengan seksama menggunakan air hangat dan sabun yang lembut, keringkan pantat bayi seusai mandi atau mengganti popok, dan usap dengan halus jangan mengosoknya (Vidico, 2009).
            Pengetahuan pemakaian popok pada bayi dan anak-anak usia lima tahun (balita) diindonesia masih rendah.  Padahal, kesalahan pada pemakaian popok menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak buruk pada peemakaian popok yang salah selain menggangu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita, hal ini diuraikan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorsng pakar kesehatan kulit di jakarta
            Ruam popok merupakan radang kulit yang biasa terjadi didaerah yang ditutupi popok. Misalnya alat helamin, lipatan paha dan pantat. Ruam popok ini sering terjadi karena kulit sering terpapar (bersentuhan ) dengan air seni atau tinja sehingga kulit tampak kemerahan, di sertaia dengan bintik-bintik (Jeniriana. R, 2007).
            Menurut laporan jurnal of pediartics terdapat 554% bayi berumur 1 bulan yang mengalamai ruam popok yang sudah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Dispoable Diaper Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau pocer dan gamble (produsen pampers dan Huggens) melalui penelitian memperoleh data yang mencengangkan. Angka pada bayi yang menggunakan dispoasbel diapar meningkat dari 7,1% hingga 61%, sedangkan Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil medis menunjukan angka pningkatan Ruam popok dari 7% pada tahun 1953 sampai 78% pada tahun 1991 (Diena, 2009).
            Berdasarkan data yang diperoleh RSUD Arifin Ahmad pekanbaru, bahwa bayi yang dirawat diruangan kamar 1 pada bulan januari sampai desember 2009 berjumlah 2172 bayi. Dari hasil observasi atau studi pendahuluan dengan teknik wawancara di bangsal kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru, pada tanggaal 1 April 2010 didapatkan dari 10 ibu hanya 5 ibu yang mengetahui ruam popok dan 5 diantaranya tidak mengetahui ruam popok, disebabkan karena kurangnya pngetahuan ibu, kecendrungan kesalahan dalam pemakaian popok yang salah dapat menggangu kesehatan kulit dan perkmbangan pertumbuhan pada bayi.
            Berdasarkan pendahuluan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan dan mengangkat masalah ini dalam karya tulis ilmiah dengan judul “ Pengetahuan ibu tentang Ruam Popok pada bayi diruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru2010”.

TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengetahuan
1.      Pengertian pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) diartikan sebagai hasil “tahu” yang terjadi setelah sekarang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia. Sebagian besr pengetahuan manusia diperoleh oleh intensitas perhatian dan persepsi manusia terhadap suatu objek tertentu (Notoatmojo S. 2007).
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmojo 2003 pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
A.    Informasi
Memberikan kabar atau beritatentang suatu informasi dapat melalui penyuluhan, media elektronik, majalah surat kabar dan sebagainya. Seseorang yang dapat informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahui pengetahuan yang lebih baik.
B.     Pengalaman
Pengalaman adalah suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan atau wawasan yang bersifat nonformal.
C.     Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mendapatkan keperbadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berangsung seumur hidup. Pendidikan mempngaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang akan cenderung mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendiddikan tinggi, maka seseorang tersebut akan luas pengetahuannya.
D.  Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tampa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk, dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya fasilitas yangdiperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
E.     Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan daya pikirnya. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan waktu unuk membaca kemampuan intelektual, pemcahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
F.       Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan dapat diukur dengan melakukan wawancara yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek pengetahuan.
Berdasarkan pengertian pengetahuan yang dilakukan oleh Bloom, dan Skinner, maka pengukuran dapat diketahui dengan cara yang bersangkutan menggungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk bukti atau bentuk jawaban baik tlisan maupun lisan (Widwifery S. 2007).

B.      Ruam Popok
1.      Pengertian Ruam Popok
Ruam Popok adalah istilah umum dari gejala atau tanda merah-merah pada kulit bayi di daerah yang sering tertutup popok dan daerah lipatan kulit lainnya. Warna merah dikulit tersebut merupakan radang atau iritasiyang bisa sembuh dengan sendiri atau bisa di obati dengan serius. Ruam popok bisa juga disebabkan oleh penyebab lain selain pemakaian popok, yaitu bakteri, sifilis, kutu, jamur dan lain-lain.
            Diaper dermatis atau ruam popok merupakan kelainan peradangan kulit didaerah yang tertutup popok yang paling sering diderita oleh bayi atau anak-anak (Maya D, 2004). Ruam popok adalah ruam pada bokong bayi yang tertutup popok, salah satu penyebabnya adalah popok yang telah dikotori oleh air kemih atau tinja bayi. Selain itu ruam popok dapat pula diakibatkan oleh jamur. Tanda-tanda ruam dapat dilihat denganmunculnya daerah memerah dibagian kulit yang tertutup popok. Daeah merah ini biasa dibarengi dengan bintil-bintil merah, bisa juga tidak (Anonim, 2008)

2.      Tanda dan Gejala

Gejala diaper dermatis ini sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai yang dengan yang parah, tanda dan gejala awal kelainan ini berupa kemerahan ringan dikulit daerah disekitar popok yang bersifat terbatas, disertai dengan lecet-lecet ringan atau luka pada kulit. Pada derajat sedang beruapa kemerahan dengan atau tampa bintil-bintil yang tersusun sepeti statelit, disertai lecet-lecet meliputi dipermukaan yang luas. Pada tingkat ini bayi akan merasa nyeri dan tidak nyaman. Pada diaper darmatis yang parah ditemukan kemerahan yang hebat disertai dengan bintil-bintil, pernanahan dan meliputi daerah kulit yang luas. Bila sudah dalam keadan demikian bayi harus mendapatkan perawatan yang intensif (Maya D, 2004).

3.      Penyebab
A.    Kontak yang lama pada popok yang basah
Popok yang basah bla tidak segera di ganti akan mmbuat kulit bayi lembab. Di dalam urine terdapat berbagai organisme diantaranya baktrium amoniageenes yang dapat mengubah urea menjadi amonia. Amonia ini dapat meningkatkan PH pada perumkaan kulit bayi sehingga kulit akan lebih mudah dan sering diserang oleh kuman dan jamur.

B.     Gesekan dan Iritasi
Gesekan dan iritasi merupakan dua faktor yang penting sebagai penyebab primer maupun sebagai faktor pencetus. Daerah popok adalah daerah yang sering basah ditambah dengan gesekan berulang pada pergerakan badan bayi akan menambah pula ferkuensi kontak antar kulit.dermatitis karena iritasi biasanya disebabkan olh iritasibahan kimia khususnya oleh kotoran diare.



C.     Infeksi
v  Infeksi Jamur
Candida Albican adalah penyebab umum dari ruam popok yang tidak sembuh sembuh dan memerlukan obat khusus untuk perawatannya.jika bayi mendapat antibiotik resiko terinfeksi jamur akan meningkat.

v  Infeksi Bakeri
Disamping Candica Albican terdapatn pula stapylococcus Aureus yang dapat memperburuk keadaan infeksi didaerah popok (Maya D, 2004).

D.    Pencegahan
Untuk membantu mencegah timbulnya ruam popok sebaiknya :
a.       Gantilah popok yang sudah penuh sesering mungkin
b.      Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok setiap kali mengganti popok
c.       Gunakan air mengalir sehingga anda dapat membersihkan dan membilas tampa tidak perlu mengosok
d.      Tepuk hingga kering, jangan mengosok
e.       Biarkan area terbuka biar benar-benar kering
f.       Konsultasikan dengan dokter bila ruam seperti melepuh atau terdapat nanah, tidak hilang dalam waktu 48 sampai 72 jam, menjadi lebih berat
g.      Gunakan krim yang mengandung steroid hanya bila dokter anda merekomendasikan. Krim tersebut jarang digunakan dan mungkin berbahaya (Balentine J, 2005).
E.     Pengobatan
Pada prinsipnya pengobatan ruam popok bergantung pada penyebabnya. Ruam popok yang disebabkan iritasi dan miliaria tidak memerlukan obat khusus cukup dengan menjaga popok tetap kering dan menjaga hyigene.  

Pada ruam popok yang disebabkan oleh infeksi mikro-organisme atau iritasi dan miliaria yang luas obat-abatan yang lazim digunakan antara lain :
a.       Bedak salisil dan bedak yang mengandung Antihastamin, hany digunakan pada iritasi (intertigo) dan miliaria atas anjuran dokter. Pastikan bedak tidak berhmburan agar tidak menggangu si kecil
b.      Antti Jamur digunakan pada ruam popok karena terinfeksi jamur (Candical Diaper Dermatitis) pilih anti jamur yang berbentuk bedak ( merek dagang misalnya : Dektrian powder dan mycorine powder), dibrikan selama 3-4 minggu
c.       Anti infeksi topikal ( salep atau krim) digunakan pada ruam popok yang disebabkan oleeh infeksi bakteri ringan misalnya : bacitracin salep. Adapun untuk infeksi yang lebih berat dapat digunakan anti infeksi oral. Misalnya : kombinasi amoksisilin dengan asam kalvulanat dan diberikan pada anti infeksi topikal
d.      Steroid digunakan pada ruam popok yang disebabkan infeksi alergi, dioleskan 2x sehari hingga sembuh atau selama 2 minggu

Walaupun ruam popok bukanlah penyakit yang serius jika dalam 2-3 hari tidak kunjung sembuh, maka langkah terbaik adalah konsultasi ke dokter. Penggunaan anti jamur anti infeksi dan steroid hendaknya atas rekomendasi dokter (Cakmoki 86, 2010).

METODE PENELITIAN
A.    Desain penelitian
Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriftif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membantu gambaran atau deskripsi keadaan secara objektif. Penelitian ini aakn mengambarkan tentang pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi pada ruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru (Notoatmojo, 2002).

B.     Lokasi dan Waktu Penelitian
1.      Lokasi Pnelitai
Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD Arifin Ahmad pekanbaru khusunya diruangan kamar 1. Alasan pemilihan lokasi ini karena Rumah sakit ini merupakan tempat rujukan berbagai tempat pelayanan kesehatan ddan juga terdapat tenaga sub spesiali, selain itu rumah sakit ini juga merupakan rumah sakit pemerintah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat dari kalangan ekonomi rendah, sedang serta ekonomi atas.
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada waktu bulan april sampai mei

C.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruahan objek penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang akan di ambil adalah ibu yang ada diruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbarudimana rata-raa kunjungan tiap bulan adalah 181 orang.
2.      Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili dari seluruh populasi tersebut (Notoatmojo, 2005).

D.    Teknik Pengolahan Data
Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Editing
b.      Coding
c.       Proccesing
d.      Clening
 Analisa dilakukan deskriftif terhadap variabel dan sub variabel dengan menghitung distribusi dan proporsinya disajikan dalam tabel distribusi frekuensi serta dipersentasikan.



HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
            Dari hasi penelitian dipeoleh data yang merupakan keadaan nyata pada pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi di kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekan baru tahun 2010. Data tersebut dijadikan acuan dan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dilihat sebagai berikut :
A.    Berdasarkan umur
            Dari hasil penelitian diperoleh jumlah ibu berdasarkan umur diruangan kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 55 orang (86 %). Menurut Meliono (2007), mengatakan bahwa umur sangat erat kaitannya dengan pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pula pengetahuan yang di dapatnya. Pengetahuan empiris juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriftif bila seseorang dapt melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan segala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan juga bisa di dapat darii pengalaman pribadi manusia yang terjadi secara berulang kali. Misalnya seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang menejemeen organisasi.
B.     Berdasarkan Pendididkan
            Dari hasil penelitan di peroleh bahwa jumlah ibu berdasarkan pendidikan diruangan kamar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang menjadi responden mayoritas SLTP sebanyak 26 orang (41%). Menurut asumsi pendidikan merupakan proses yang terus menerus meningkat. Menurut M Sobry (2005) pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sebagaimana umumnya. Pendidikan sangat penting, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang
C.    Berdasarkan Pekerjaan
            Dari hasil penelitian jenis pekerjaan ibu yang mempunyai bayi ruang kamar 1 RSUD Arifin Acmad Pekanbaru tahun 2010 mayoritas sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 55 orang (86%). Menurut hasil penelititan yang didapat pekerjaan orang tua mempengaruhi terhadap pola asuh orang tua, semakin sibuk orang tua semakin sedikit waktu untuk memperhatikan perkembangan dan tingkah laku anaknya.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
            Dari hasil penelitain maka, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengetahuan ibu tentang ruam popok di kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru 2010 adalah :
1.      Jumlah ibu berdasarkan umur mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 86 % , berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas SLTP 41 %, dan berdasarkan pekerjaan rata-rata IRT 86 %.
2.      Dari hasil penelitian di peroleh pengetahuan ibu tentang ruam popok pada bayi di kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru mayoritas cukup yaitu 44%.

B.     SARAN
a.      Bagi instusi pendidikan
            Diharapkan bagi institusi pendidikan dapat berperan aktif untuk membantu meningkatkan pengetahuan ibu tentang ruam popok   dengan memperbanyak revereensi yang ada diperpustakan khususnya buku-buku yang mengenai metode penelitian dan tentang ruam popok.
b.      Kepada Peneliti
            Diharapkan pada responden agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ruam popok pada bayi.
c.       Kepada Peneliti selanjutnya
            Diharapkan pada peneliti selanjutnya yang berminat melanjutkan peneliti ini dengan menggunakan pmetode yang telah diuji coba terlebih dahulu dan melakukan analisa data secara mekanik.













DAFTAR PUSTAKA
Juniriana, Rita.  2007. Penyakit Balita dan Anak. PT Sunda Kepala Pustaka, Jakarta.
Danuatmaja, B. 2003. 40 Hari pasca persalinan : Masalah dan Solusinya, Jakarta.                                                                       Puspaswara.
Diena. 2009. Popok Moderen bisa sebabkan mandul, Diakses pada tnggal 10 April 2010. http://Diena anakbunda.net/new/.
Balintine, J. 2005. Ruam popok, Diakses pada tanggal 10 April2010. http://www.anakku.net/.
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Perinsip-Perinsip Dasar, Jakarta. PT Asdi Maahasatya.
Cakmiko86, B. 2010. Ruam dibalik Popok. Diakses pada tanggal 02 april 2010. Http://cakmoki86.wordpress.com//.               
Videco. 2009. Incidence Rate, Diakses pada tanggal 28 Maret 2010. http://berita.Liputan6.com.
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisa Data Kesehatan, Yogyakarta. Nuha Medika.
M. Sobri. 2009. Pendidikan dan Pengetahuan, Semarang : LembagaPenerbit Unifersitas Semarang. Diakes pada tanggal 18 Mei 2010. http://www.fk.undip.ac.id//.
Maya, D. 2004. Efetivitas Perawatan Periantal dengan Beby Oil terhadap Pencegahan Diaper Dermatitis Neonatus. Diakes pada tanggal 28 Maret 2010. Htt://dasarnanursejiwa.blogspot.com//.












































Tidak ada komentar:

Posting Komentar